Senin, 29 Juni 2009
Tikus lagi...........
eh.... kawan... sebelum sha bahas tuh tikus,
Sha mo crita dikit tentang tikus n Sha,
sebenarnya Sha tuh paling takut ma tikus bisa dibilang parno gt jangankan pegang ato sekedar melihat tikus, dengar da orang bilang "ada tikus..........." Sha langsung reflek teriak n lompat menyelamatkan diri, kalo liat beneran badan Sha bs mrinding semua.
Pernah ada satu cerita tentang ketakutan Sha ma tikus, dulu pernah da tmn skul Sha nakut2in Sha ma tikus, tmn Sha nih melempar tikus beneran ke arah Sha, waktu itu Sha dah teriak2 ketakutan n naik keatas meja tp Tmn Sha tetep aja melempar tikus itu kearah Sha,
sampai akhirnya dipuncak kepanikan Sha itu Sha melempar benda dr kayu kearah teman td n kena kepalanya.
Teman Sha tuh ga terima dia ganti lempar tuh benda kearah Sha n kena kuping Sha ampe berdarah,
Terjadilah pertengkaran segit antata Sha n Teman tersebut.bahkan sempat mo urusan ke pihak kepolisian karena keluarga Sha tidak terima.tp untunglah....semua bs diselesaikan dengan jln kekeluargaan.
Tapi kini tau kah kawan apa yg harus Sha hadapi????? Sha harus hadapi tikus2 setiap saat karena itu berhubungan dgn profesi Sha yg seorang penyuluh pertanian n sangat kebetulan banget wilayah binaan Sha itu gudangnya tikus,
Bahkan wilayah binaan Sha tuh menjadi sorotan banyak pihak n sempat dimuat di harian terkemuka di Indonesia edisi minggu 21 Juni 2009.
Sekarang mau ga mau Sha harus bisa menguasai diri Sha itu supaya ga takut ma tikus lagi......... bentuk profesional kerja Sha, walau..................................
sampai detik ini Sha masih tetep takut dengan tuh tikus.... he...he...he......... heeeeeeeeeeeeeeeeee............
Teman.................. mungkin ada Sharan gimana caranya supaya Sha bisa menghilangkan rasa takut Sha terhadap tikus.
Minggu, 28 Juni 2009
Jalan
Entah apa yg aku cari dan yg akan aku dapatkan nanti di jalan.........
Hanya jalan-jalan dijalan...............
Menunggu lelah yg melelahkan......Resah yg tak beralasan...............
Terus jalan-jalan dijalan...............
Berharap sesuatu akan aku temukan dan menghentikanku yg terus jalan-jalan dijalan.....
hanya jalan-jalan dijalan...............
Entah manusia hebat mana yg akan tau mengapa aku terus jalan-jalan dijalan.........
Penanganan Hama Tikus Sawah
Tikus sawah (Ratus argentiventer) termasuk hama yang relatif sulit dikendalikan. Perkembangbiakan dan mobilitas tikus yang cepat serta daya rusak pada tanaman padi yang cukup tinggi menyebabkan hama tikus selalu menjadi ancaman pada pertanaman padi. Kehilangan akibat serangan tikus sangat besar, karena menyerang tanaman sejak padi di persemaian hingga menjelang panen. Berkaitan dengan hal tersebut, maka upaya pengendalian untuk menekan populasi tikus harus dilakukan terus menerus mulai dari saat pratanam hingga menjelang panen dengan menggunakan berbagai teknik secara terpadu. Peran serta dan kerjasama masyarakat / kelompok tani, penentu kebijakan dan tokoh masyarakat juga diperlukan selama proses pengendalian hama tikus.
BEBERAPA TEKNIK PENGENDALIAN
1. TBS (Trap Barrier System)
Pemagaran plastik yang mengelilingi petakan persemaian atau sawah yang dilengkapi perangkap bubu pada tiap jarak tertentu.
Gambar1. Bubu perangkap yang dipasang rapat dengan pagar plastik dan diletakkan gundukan tanah sebagai jalan masuk tikus di depan pintu perangkap.
CARA PEMASANGAN TBS
- Pilih petakan sawah berukuran kira-kira 20 50m2
- Pasang ajir bambu setiap 1 m bentangan pagar
- Gunakan tali atau kawat untuk menegakkan pagar plastik pada petakan. Pagar perlu dibenamkan 10 cm di bawah tanah agar tikus tidak menerobos melalui bagian bawah pagar dan dipasang setinggi 60 cm untuk mencegah loncatan di atas tanah
- Buatlah saluran air di bagian luar pagar dengan lebar minimal setengah meter
- Pasang paling sedikit 1-2 bubu perangkap pada masing-masing sisi (harus dipasang serapat mungkin dengan pagar, tanpa celah yang memungkinkan tikus masuk menerobos di luar pintu perangkap)
- Pasang jalan masuk dengan meletakkan lumpur di depan pintu masuk perangkap.
Catatan :
- Perangkap dirapatkan dengan pagar menggunakan ajir bambu
- Perangkap dipasang di atas pematang atau permukaan air dan ditutup dengan jerami
- Gundukan lumpur diletakkan di depan pintu masuk perangkap sebagai jalan masuk tetapi tidak menghambat aliran air
- Bersihkan pagar dan saluran air dari rumput
2. Gropyokan
Pengendalian dengan peralatan lengkap (pemukul, emposan, jaring dan sebagainya) yang dilakukan oleh seluruh komponen masyarakat yang terkoordinir dan terencana dalam satu hamparan pertanaman yang luas.
3. Pengumpanan
Pengumpanan racun tikus dengan rodentisida akut atau antikoagulan yang dicampur gabah atau beras kemudian diletakkan pada lalulintas tikus.
4. Pemasangan Jaring
Jaring dipasang pada salah satu sisi hamparan sawah, kemudian di sisi lain secara bersama-sama dilakukan penggiringan tikus dan di tepi jaring beberapa orang menunggu dengan alat pemukul.
5. Penggenangan
Penggenangan lobang-lobang tikus dilakukan pada saat menjelang pembuatan persemaian.
6. Sanitasi
Membersihkan semak belukar/gulma, membongkar lobang tikus dan perbaikan pematang.
7. Pengendalian Hayati
Pengendalian menggunakan musuh alami seperti kucing, anjing dan burung hantu.
8. Pengaturan Pola Tanam
Pengaturan pola tanam yaitu dilakukan rotasi antara padi dan palawija dan pengaturan pola tanam secara serempak.
WAKTU PENGENDALIAN
1. Masa Pra Tanam :
Dilakukan kegiatan : sanitasi, gropyokan masal, penggenangan, perbaikan pematang dan penanaman tanaman perangkap yang dipasangi TBS.
2. Saat Pesemaian
Masih dilakukan pemasangan TBS, dilakukan pengemposan belerang, penggenangan dan pengawasan.
3. Masa pertanaman padi
Dilakukan beberapa teknik pengendalian secara terpadu antara lain : TBS, pengemposan belerang, pemasangan jaring, pengumpanan racun tikus dan gropyokan.
DAERAH REKOMENDASI
Pengendalian hama tikus secara terpadu direkomendasikan pada daerah yang banyak memiliki semak-semak dan rawa-rawa di sekitar persawahan, karena di daerah tersebut sering terjadi migrasi tikus dari tempat habitatnya dengan jumlah besar, sehingga tidak dapat dikendalikan secara konvensional
Sumber : Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi
Sumber Dana : P3TIP/FEATI T.A. 2007
Oplah :750 examplar
Penyusun :AM, RK & JH