Senin, 03 Desember 2012

TORAKU (Tomat Rasa Kurma)

TORAKUR




Bahan :

1000 gr tomat yg sudah masak ukuran sedang
200   gr gula pasir
1       sdt kapur sirih




Cara Membuat :

Rendam Tomat bersama kapursirih selama 2 jam,kemudian keluarkan biji tomat dengan cara menekankan tomat pada telapak tangan.

Setelah biji dikeluarkan cuci bersih tomat dan susun dalam panci lalu taburi gula pasir,tutup atasnya diamkan selama semalam hingga keluar airnya.

Masak tomat dengan api kecil hingga airnya habis

Rapikan tomat hingga membentuk seperti kurma kumudian jemur sampai kering.

Sabtu, 04 Agustus 2012



CARA PEMBUATAN TEMPE DAUN SINGKONG




Bahan :

-Daun Singkong
-Ragi Tempe
-Air untuk merebus

Alat:
-Panci
-Kompor
-Daun Pisang

Cara Membuat:
1.Siapkan daun singkong muda
2.Rebus daun singkong muda hingga teksturnya lembut
3.Tiriskan daun singkong hasil resbusan
4.Hamparkan daun singkong pada selembar daun pisang dan taburkan ragi   tempe dipermukaanya lalu bungkus dan ikat.
5.Diamkan selama 2-3 hari untuk proses fermentasi
6.setelah selesai fermentasinya tempe daun singkong siap dimasak.




TEMPE KRIBO DAUN SINGKONG




Bahan :

150 gr tempe daun singkong
25 gr tepung kanji
15 gr tepung terigu
½ sdt garam
½ sdt gula
20 ml air
30 ml Minyak goreng







Cara Membuat
1.     Potong tempe menjadi 3 bagian
2.     campur tepung kanji, terigu, garam, gula aduk rata
3.     tambahkan air sedikit demi sedikit sampai adonan menjadi licin
4.     Panaskan minyak goreng, ambil 1 sendok adonan tuang ke minyak yang sudah panas, goreng sampai membentuk serabut sampai setengah matang, lalu kumpulkan dalam saringan kawat
5.     celupkan tempe pada adonan tepung lalu letakkan pada adonan serabut lipat ke kanan dan kekiri saling bertumpuk goreng sampai matang
Angkat dan tiriskan, bisa disajikan sebagai lauk atau camilan

Sabtu, 16 Juni 2012

SIOMAY IKAN LELE

Bahan 1


1 kg daging ikan lele
4 sdt garam
10 sdt gula pasir
6 sdt bawang putih bubuk/garlik
2 sdt merica bubuk
2 sdt penyedap rasa
4 sdt kecap
8 sdm tepung tapioka
4 sdm daun bawang cincang
4 sdm wortel pasrah


Bahan 2(untuk kulitnya)


400 gr tepung terigu
150 gr tepung beras
1 sdt garam
2 sdm minyak sayur
air secukupnya hingga adonan kalis dan bisa digiling
(campur semua bahan sampai kalis dan giling)


Cara Membuat


1.Siapkan semua bahan
2.Campun daging lele dgn bumbu(garam dulu kemudian disusul bumbu yg lain) aduk hingga rata.
3.Masukan tepung tapioka aduk sampai rata.
4.Kemudian masukan jg sayuran aduk rata.
5.Kemudian bungkus dgn bahan kluit yg sudah siap dipakai.
6.Kukus hingga matang .
7.Atau bisa langsung digoreng dgn minyak panas hingga matang atau kuning kecoklatan
8.Sajikan dan jg bisa untuk pendamping bakso.

Jumat, 15 Juni 2012

NUGET LELE

Bahan 1 :


-1 kg daging ikan lele
- 4 sdt garam
-8 sdt gula
-8 sdt bawang putih bubuk/garlik
-2 sdt jahe bubuk
-2 sdt merica bubuk
-8 sdm tepung tapioka

Bahan 2

-250 tepung tapioka

 Bahan 3 (pencelup)


-250 gr tepung terigu
-100 gr tepung jagung
-50 gr tepung beras
-0,5 sdt baking soda
-1 sdt bawang putih bubuk
-penyedap rasa secukupnya
-Air dingin disesuaikan dgn kekentalan yg diinginkan


Bahan 4 


Tepung roti warna campur secukupnya

CARA MEMBUAT




1. Siapkan semua bahan
2. Campur daging ikan lele dgn bumbu (garam terlebih dahulu yg disusul bumbu yg lain) aduk hingga rata.
3. Masukan tepung (bahan 2) sedikit demi sedikit aduk sampai rata.
4. Kemudian cetak sesuai selera.
5. Balut adonan yg sudah dicetak dgn tepung tapioka.
6. Masukan kedalam pencelup lalu tiriskan.
7. masukan kedalamtepung roti dgn cara ditekan kemudian angkat.
8.Goreng dlm minyak panas hingga matang atau kuning kecoklatan.


Note : waktu membuat adonan bisa ditambahkan wortel atau sayuran yg lain yg dirajang kecil-kecil.

Selasa, 22 Mei 2012


Pestisida

Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun. dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai "racun".
Tergantung dari sasarannya, pestisida dapat berupa
Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Dengan adanya pestisida ini, produksi pertanian meningkat dan kesejahteraan petani juga semakin baik. Karena pestisida tersebut racun yang dapat saja membunuh organisme berguna bahkan nyawa pengguna juga bisa terancam bila penggunaannya tidak sesuai prosedur yang telah ditetapkan. menurut depkes riau kejadian keracunan tidak bisa di tanggulangi lagi sebab para petani sebagian besar menggunakan pestisida kimia yang sangat buruk bagi kesehatan mereka lebih memilih pestisida kimia dari pada pestisida botani (buatan) kejadian keracunan pun sangat meningkat di provinsi tersebut. mMnurut data kesehatan pekan baru tahun 2007 ada 446 orang meninggal akibat keracunan pestisida setiap tahunnya dan sekitar 30% mengalami gejala keracunan saat menggunakan pestisida Karena petani kurang tau cara menggunakan pestisida secara efektif dan penggunaan pestisida secara berlebihan, dan berdasarkan hasil penilitian Ir. La Ode Arief M. Rur.SC. dari Sumatera Barat tahun 2005 mengatakan penyebab keracunan pestisida di Riau akibat kurang pengetahuan petani dalam penggunaan pestisida secara efektif dan tidak menggunakan alat pelindung diri saat pemajanan pestisida,hasilnya dari 2300 responden yang peda dasarnya para petani hanya 20% petani yang menggunakan APD (alat pelindung diri), 60% patani tidak tau cara menggunakan pestisida secara efektif dan mereka mengatakan setelah manggunakan pestisida timbul gejala pada tubuh ( mual,sakit tenggorokan, gatal - gatal, pandangan kabur, Dll.)dan sekitar 20% petani tersebut tidak tau sama sekali tentang bahaya pestisida terhadap kesehatan,begitu tutur Ir. La Ode Arief M. Rur.SC. beliau juga mengatakan semakin rendah tingkat pendidikan petani semakin besar risiko terpajan penyakit akibat pestisida. Oleh karena itu, adalah hal yang bijak jika kita melakukan usaha pencegahan sebelum pencemaran dan keracunan pestisida mengenai diri kita atau makhluk yang berguna lainnya. Usaha atau tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah :
  1. Ketahui dan pahami dengan yakin tentang kegunaan suatu pestisida. Jangan sampai salah berantas. Misalnya, herbisida jangan digunakan untuk membasmi serangga. Hasilnya, serangga yang dimaksud belum tentu mati, sedangkan tanah dan tanaman telah terlanjur tercemar.
  2. Ikuti petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan pabrik atau petugas penyuluh.
  3. Jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida. Tanyakan terlebih dahulu pada penyuluh.
  4. Jangan telat memberantas hama, bila penyuluh telah menganjurkan menggunakannya.
  5. Jangan salah pakai pestisida. Lihat faktor lainnya seperti jenis hama dan kadang-kadang usia tanaman juga diperhatikan.
  6. Gunakan tempat khusus untuk pelarutan pestisida dan jangan sampai tercecer.
  7. Pahami dengan baik cara pemakaian pestisida.

APA ITU PESTISIDA?

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.
BBagi kehidupan rumah tangga, yang dimaksud hama adalah meliputi semua hewan yang mengganggu kesejahteraan hidupnya, seperti lalat, nyamuk, kecoak, ngengat, kumbang, siput, kutu, tungau, ulat, rayap, ganggang serta kehidupan lainnya yang terbukti mengganggu kesejahteraannya.

Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali.
Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya untuk pertanian dan kehutanan pada tahun 2008 hingga kwartal I tercatat 1702 formulasi yang telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya. Sedangkan bahan aktif yang terdaftar telah mencapai 353 jenis.
Dalam pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah sebagai alternatif terakhir. Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah saat ini tidak lagi memberi subsidi terhadap pestisida . Namun kenyataannya di lapangan petani masih banyak menggunakannya. Menyikapi hal ini, yang terpenting adalah baik pemerintah maupun swasta terus menerus memberi penyuluhan tentang bagaimana penggunaan pestisida secara aman dan benar. Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti 5 tepat (tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat takaran).

PERATURAN PEMERINTAH NO. 7 TAHUN 1973
Untuk melindungi keselamatan manusia dan sumber-sumber kekayaan alam khususnya kekayaan alam hayati, dan supaya pestisida dapat digunakan efektif, maka peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973. Dalam peraturan tersebut antara lain ditentukan bahwa:
  • tiap pestisida harus didaftarkan kepada Menteri Pertanian melalui Komisi Pestisida untuk dimintakan izin penggunaannya
  • hanya pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri Pertanian boleh disimpan, diedarkan dan digunakan
  • pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri Pertanian hanya boleh disimpan, diedarkan dan digunakan menurut ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam izin pestisida itu
  • tiap pestisida harus diberi label dalam bahasa Indonesia yang berisi keterangan-keterangan yang dimaksud dalam surat Keputusan Menteri Pertanian No. 429/ Kpts/Mm/1/1973 dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam pendaftaran dan izin masing-masing pestisida.
Dalam peraturan pemerintah tersebut yang disebut sebagai pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk:
  • memberantas atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil pertanian
  • memberantas gulma
  • mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan
  • mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman, kecuali yang tergolong pupuk
  • memberantas atau mencegah hama luar pada ternak dan hewan piaraan
  • memberantas atau mencegah hama air
  • memberantas atau mencegah binatang dan jasad renik dalam rumah tangga
  • memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang dilindungi, dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.
Sesuai dengan definisi tersebut di atas maka suatu bahan akan termasuk dalam pengertian pestisida apabila bahan tersebut dibuat, diedarkan atau disimpan untuk maksud penggunaan seperti tersebut di atas.
Sedangkan menurut The United States Federal Environmental Pesticide Control Act, pestisida adalah semua zat atau campuran zat yang khusus untuk memberantas atau mencegah gangguan serangga, binatang pengerat, nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama kecuali virus, bakteria atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan binatang lainnya. Atau semua zat atau campuran zat yang digunakan sebagai pengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman.

PERANAN PESTISIDA
Pestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain.
Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk pengendalian jasad pengganggu tersebut adalah racun yang berbahaya, tentu saja dapat mengancam kesehatan manusia. Untuk itu penggunaan pestisida yang tidak bijaksana jelas akan menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia, sumber daya hayati dan lingkungan pada umumnya.
Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-hama tanaman. Dalam konsep Pengendalian Terpadu Hama, pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian. Prinsip penggunaannya adalah:
  • harus kompatibel dengan komponen pengendalian lain, seperti komponen hayati
  • efisien untuk mengendalikan hama tertentu
  • meninggalkan residu dalam waktu yang tidak diperlukan
  • tidak boleh persistent, jadi harus mudah terurai
  • dalam perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus memenuhi persyaratan keamanan yang maksimum
  • harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut
  • sejauh mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota
  • relatif aman bagi pemakai (LD50 dermal dan oral relatif tinggi)
  • harga terjangkau bagi petani.
Idealnya teknologi pertanian maju tidak memakai pestisida. Tetapi sampai saat ini belum ada teknologi yang demikian. Pestisida masih diperlukan, bahkan penggunaannya semakin meningkat. Pengalaman di Indonesia dalam menggunakan pestisida untuk program intensifikasi, ternyata pestisida dapat membantu mengatasi masalah hama padi. Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama, hingga meluasnya serangan dapat dicegah, dan kehilangan hasil karena hama dapat ditekan.
Pengalaman di Amerika Latin menunjukkan bahwa dengan menggunakan pestisida dapat meningkatkan hasil 40 persen pada tanaman coklat. Di Pakistan dengan menggunakan pestisida dapat menaikkan hasil 33 persen pada tanaman tebu, dan berdasarkan catatan dari FAO penggunaan pestisida dapat menyelamatkan hasil 50 persen pada tanaman kapas.
Dengan melihat besarnya kehilangan hasil yang dapat diselamatkan berkat penggunaan pestisida, maka dapat dikatakan bahwa peranan pestisida sangat besar dan merupakan sarana penting yang sangat diperlukan dalam bidang pertanian. Usaha intensifikasi pertanian yang dilakukan dengan menerapkan berbagai teknologi maju seperti penggunaan pupuk, varietas unggul, perbaikan pengairan dan pola tanam akan menyebabkan perubahan ekosistem yang sering diikuti oleh meningkatnya problema serangan jasad pengganggu. Demikian pula usaha ekstensifikasi pertanian dengan membuka lahan pertanian baru, yang berarti melakukan perombakan ekosistem, sering kali diikuti dengan timbulnya masalah serangan jasad pengganggu. Dan tampaknya saat ini yang dapat diandalkan untuk melawan jasad pengganggu tersebut yang paling manjur hanya pestisida. Memang tersedia cara lainnya, namun tidak mudah untuk dilakukan, kadang-kadang memerlukan tenaga yang banyak, waktu dan biaya yang besar, hanya dapat dilakukan dalam kondisi tertentu yang tidak dapat diharapkan efektifitasnya. Pestisida saat ini masih berperan besar dalam menyelamatkan kehilangan hasil yang disebabkan oleh jasad pengganggu.

MACAM DAN CONTOH NAMA PESTISIDA
Pestisida dapat digolongkan menjadi bermacam-macam dengan berdasarkan fungsi dan asal katanya. Penggolongan tersebut disajikan sbb.:
  • Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut sebagai mitesida. Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.
  • Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berarti ganggang laut. Berfungsi untuk melawan alge.
  • Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti burung. Berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta pengontrol populasi burung.
  • Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron. Berfungsi untuk melawan bakteri.
  • Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yang berarti jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.
  • Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman setahun. Berfungsi membunuh gulma (tumbuhan pengganggu).
  • Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratan atau segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga.
  • Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulat atau larva.
  • Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti berselubung tipis lembek. Berfungsi untuk membunuh siput.
  • Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema yang berarti benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam cacing yang hidup di akar).
  • Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untuk membunuh telur.
  • Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma. Berfungsi untuk membunuh kutu atau tuma.
  • Piscisida, berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsi untuk membunuh ikan.
  • Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat. Berfungsi untuk membunuh binatang pengerat, seperti tikus.
  • Predisida, berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa. Berfungsi untuk membunuh pemangsa (predator).
  • Silvisida, berasal dari kata latin silva yang berarti hutan. Berfungsi untuk membunuh pohon.
  • Termisida, berasal dari kata Yunani termes yang berarti serangga pelubang daun. Berfungsi untuk membunuh rayap.
Berikut ini beberapa bahan kimia yang termasuk pestisida, namun namanya tidak menggunakan akhiran sida:
  • Atraktan, zat kimia yang baunya dapat menyebabkan serangga menjadi tertarik. Sehingga dapat digunakan sebagai penarik serangga dan menangkapnya dengan perangkap.
  • Kemosterilan, zat yang berfungsi untuk mensterilkan serangga atau hewan bertulang belakang.
  • Defoliant, zat yang dipergunakan untuk menggugurkan daun supaya memudahkan panen, digunakan pada tanaman kapas dan kedelai.
  • Desiccant. zat yang digunakan untuk mengeringkan daun atau bagian tanaman lainnya.
  • Disinfektan, zat yang digunakan untuk membasmi atau menginaktifkan mikroorganisme.
  • Zat pengatur tumbuh. Zat yang dapat memperlambat, mempercepat dan menghentikan pertumbuhan tanaman.
  • Repellent, zat yang berfungsi sebagai penolak atau penghalau serangga atau hama yang lainnya. Contohnya kamper untuk penolak kutu, minyak sereb untuk penolak nyamuk.
  • Sterilan tanah, zat yang berfungsi untuk mensterilkan tanah dari jasad renik atau biji gulma.
  • Pengawet kayu, biasanya digunakan pentaclilorophenol (PCP).
  • Stiker, zat yang berguna sebagai perekat pestisida supaya tahan terhadap angin dan hujan.
  • Surfaktan dan agen penyebar, zat untuk meratakan pestisida pada permukaan daun.
  • Inhibitor, zat untuk menekan pertumbuhan batang dan tunas.
  • Stimulan tanaman, zat yang berfungsi untuk menguatkan pertumbuhan dan memastikan terjadinya buah.

FORMULASI PESTISIDA

Pestisida sebelum digunakan harus diformulasi terlebih dahulu. Pestisida dalam bentuk murni biasanya diproduksi oleh pabrik bahan dasar, kemudian dapat diformulasi sendiri atau dikirim ke formulator lain. Oleh formulator baru diberi nama. Berikut ini beberapa formulasi pestisida yang sering dijumpai:
1. Cairan emulsi (emulsifiable concentrates/emulsible concentrates) Pestisida yang berformulasi cairan emulsi meliputi pestisida yang di belakang nama dagang diikuti oleb singkatan ES (emulsifiable solution), WSC (water soluble concentrate). B (emulsifiable) dan S (solution). Biasanya di muka singkatan tersebut tercantum angka yang menunjukkan besarnya persentase bahan aktif. Bila angka tersebut lebih dari 90 persen berarti pestisida tersebut tergolong murni. Komposisi pestisida cair biasanya terdiri dari tiga komponen, yaitu bahan aktif, pelarut serta bahan perata. Pestisida golongan ini disebut bentuk cairan emulsi karena berupa cairan pekat yang dapat dicampur dengan air dan akan membentuk emulsi. 2. Butiran (granulars) Formulasi butiran biasanya hanya digunakan pada bidang pertanian sebagai insektisida sistemik. Dapat digunakan bersamaan waktu tanam untuk melindungi tanaman pada umur awal. Komposisi pestisida butiran biasanya terdiri atas bahan aktif, bahan pembawa yang terdiri atas talek dan kuarsa serta bahan perekat. Komposisi bahan aktif biasanya berkisar 2-25 persen, dengan ukuran butiran 20-80 mesh. Aplikasi pestisida butiran lebih mudah bila dibanding dengan formulasi lain. Pestisida formulasi butiran di belakang nama dagang biasanya tercantum singkatan G atau WDG (water dispersible granule). 3. Debu (dust) Komposisi pestisida formulasi debu ini biasanya terdiri atas bahan aktif dan zat pembawa seperti talek. Dalam bidang pertanian pestisida formulasi debu ini kurang banyak digunakan, karena kurang efisien. Hanya berkisar 10-40 persen saja apabila pestisida formulasi debu ini diaplikasikan dapat mengenai sasaran (tanaman). 4. Tepung (powder) Komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya terdiri atas bahan aktif dan bahan pembawa seperti tanah hat atau talek (biasanya 50-75 persen). Untuk mengenal pestisida formulasi tepung, biasanya di belakang nama dagang tercantum singkatan WP (wettable powder) atau WSP (water soluble powder). 5. Oli (oil) Pestisida formulasi oli biasanya dapat dikenal dengan singkatan SCO (solluble concentrate in oil). Biasanya dicampur dengan larutan minyak seperti xilen, karosen atau aminoester. Dapat digunakan seperti penyemprotan ULV (ultra low volume) dengan menggunakan atomizer. Formulasi ini sering digunakan pada tanaman kapas. 6. Fumigansia (fumigant) Pestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh hama. Biasanya digunakan di gudang penyimpanan.

KIMIA PESTISIDA

Pestisida tersusun dan unsur kimia yang jumlahnya tidak kurang dari 105 unsur. Namun yang sering digunakan sebagai unsur pestisida adalah 21 unsur. Unsur atau atom yang lebih sering dipakai adalah carbon, hydrogen, oxigen, nitrogen, phosphor, chlorine dan sulfur. Sedangkan yang berasal dari logam atau semi logam adalah ferum, cuprum, mercury, zinc dan arsenic.
1. Sifat pestisida Setiap pestisida mempunyai sifat yang berbeda. Sifat pestisida yang sering ditemukan adalah daya, toksisitas, rumus empiris, rumus bangun, formulasi, berat molekul dan titik didih. 2. Tata Nama Pestisida Pengetahuan pestisida juga meliputi struktur dan cara pemberian nama atau dikenal dengan tata nama. 3. Cara Kerja Pestisida
  • Pestisida kontak, berarti mempunyai daya bunuh setelah tubuh jasad terkena sasaran.
  • Pestisida fumigan, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena uap atau gas
  • Pestisida sistemik, berarti dapat ditranslokasikan ke berbagai bagian tanaman melalui jaringan. Hama akan mati kalau mengisap cairan tanaman.
  • Pestisida lambung, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran memakan pestisida.
CARA PENGGUNAAN PESTISIDA
Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan pengendalian hama. Walaupun jenis obatnya manjur, namun karena penggunaannya tidak benar, maka menyebabkan sia-sianya penyemprotan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida, di antaranya adalah keadaan angin, suhu udara, kelembapan dan curah hujan. Angin yang tenang dan stabil akan mengurangi pelayangan partikel pestisida di udara. Apabila suhu di bagian bawah lebih panas, pestisida akan naik bergerak ke atas. Demikian pula kelembapan yang tinggi akan mempermudah terjadinya hidrolisis partikel pestisida yang menyebabkan kurangnya daya racun. Sedang curah hujan dapat menyebabkan pencucian pestisida, selanjutnya daya kerja pestisida berkurang.
Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan pemborosan pestisida, di samping merusak lingkungan. Dosis yang terlalu rendah menyebabkan hama sasaran tidak mati. Di samping berakibat mempercepat timbulnya resistensi.
1. Dosis pestisida Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu kali aplikasi atau lebih. Ada pula yang mengartikan dosis adalah jumlah pestisida yang telah dicampur atau diencerkan dengan air yang digunakan untuk menyemprot hama dengan satuan luas tertentu. Dosis bahan aktif adalah jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan satuan luas atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis pestisida biasanya tercantum dalam label pestisida. 2. Konsentrasi pestisida Ada tiga macam konsentrasi yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan pestisida
  • Konsentrasi bahan aktif, yaitu persentase bahan aktif suatu pestisida dalam larutan yang sudah dicampur dengan air.
  • Konsentrasi formulasi, yaitu banyaknya pestisida dalam cc atau gram setiap liter air.
  • Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida, yaitu persentase kandungan pestisida dalam suatu larutan jadi.
3. Alat semprot Alat untuk aplikasi pestisida terdiri atas bermacam-macam seperti knapsack sprayer (high volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar 500 liter. Mist blower (low volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar 100 liter. Dan Atomizer (ultra low volume) biasanya kurang dari 5 liter. 4. Ukuran droplet Ada bermacam-macam ukuran droplet: Veri coarse spray lebih 300 µm Coarse spray 400-500 µm Medium spray 250-400 µm Fine spray 100-250 µm Mist 50-100 µm Aerosol 0,1-50 µm Fog 5-15 µm
5. Ukuran partikel Ada bermacam-macam ukuran partikel: Macrogranules lebih 300 µm Microgranules 100-300 µm Coarse dusts 44-100 µm Fine dusts kurang 44 µm Smoke 0,001-0,1 µm
6. Ukuran molekul hanya ada satu macam, yatu kurang 0,001 µm
PETUNJUK PENGGUNAAN PESTISIDA
1. Memilih pestisida Di pasaran banyak dijual formulasi pestisida yang satu sama lain dapat berbeda nama dagangnya, walaupun mempunyai bahan aktif yang sama. Untuk memilih pestisida, pertama yang harus diingat adalah jenis jasad pengganggu yang akan dikendahikan. Hal tersebut penting karena masing-masing formulasi pestisida hanya manjur untuk jenis jasad pengganggu tertentu. Maka formulasi pestisida yang dipilih harus sesuai dengan jasad pengganggu yang akan dikendalikan. Untuk mempermudah dalam memilih pestisida dapat dibaca pada masing-masing label yang tercantum dalam setiap pestisida. Dalam label tersebut tercantumjenis-jenis jasad pengganggu yang dapat dikendahikan. Juga tercantum cara penggunaan dan bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan. Untuk menjaga kemanjuran pestisida, maka sebaiknya belilah pestisida yang telah terdaftar dan diizinkan oleb Departemen Pertanian yang dilengkapi dengan wadah atau pembungkus asli dan label resmi. Pestisida yang tidak diwadah dan tidak berlabel tidak dijamin kemanjurannya. 2. Menyimpan pestisida Pestisida senantiasa harus disimpan dalam keadaan baik, dengan wadah atau pembungkus asli, tertutup rapat, tidak bocor atau rusak. Sertakan pula label asli beserta keterangan yang jelas dan lengkap. Dapat disimpan dalam tempat yang khusus yang dapat dikunci, sehingga anak-anak tidak mungkin menjangkaunya, demikian pula hewan piaraan atau temak. Jauhkan dari tempat minuman, makanan dan sumber api. Buatlah ruang yang terkunci tersebut dengan ventilasi yang baik. Tidak terkena langsung sinar matahari dan ruangan tidak bocor karena air hujan. Hal tersebut kesemuanya dapat menyebabkan penurunan kemanjuran pestisida. Untuk berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu pestisida tumpah, maka harus disediakan air dan sabun ditergent, beserta pasir, kapur, serbuk gergaji atau tanah sebagai penyerap pestisida. Sediakan pula wadah yang kosong, sewaktu-waktu untuk mengganti wadah pestisida yang bocor. 3. Menggunakan pestisida Untuk menggunakan pestisida harus diingat beberapa hal yang harus diperhatikan:
  • Pestisida digunakan apabila diperlukan
  • Sebaiknya makan dan minum secukupnya sebelum bekerja dengan pestisida
  • Harus mengikuti petunjuk yang tercantum dalam label
  • Anak-anak tidak diperkenankan menggunakan pestisida, demikian pula wanita hamil dan orang yang tidak baik kesehatannya
  • Apabila terjadi luka, tutuplah luka tersebut, karena pestisida dapat terserap melalui luka
  • Gunakan perlengkapan khusus, pakaian lengan panjang dan kaki, sarung tangan, sepatu kebun, kacamata, penutup hidung dan rambut dan atribut lain yang diperlukan
  • Hati-hati bekerja dengan pestisida, lebih-lebih pestisida yang konsentrasinya pekat. Tidak boleh sambil makan dan minum
  • Jangan mencium pestisida, karena pestisida sangat berbahaya apabila tercium
  • Sebaiknya pada waktu pengenceran atau pencampuran pestisida dilakukan di tempat terbuka. Gunakan selalu alat-alat yang bersih dan alat khusus
  • Dalam mencampur pestisida sesuaikan dengan takaran yang dianjurkan. Jangan berlebih atau kurang
  • Tidak diperkenankan mencampur pestisida lebih dari satu macam, kecuali dianjurkan
  • Jangan menyemprot atau menabur pestisida pada waktu akan turun hujan, cuaca panas, angin kencang dan arah semprotan atau sebaran berlawanan arah angin. Bila tidak enak badan berhentilah bekerja dan istirahat secukupnya
  • Wadah bekas pestisida harus dirusak atau dibenamkan, dibakar supaya tidak digunakan oleh orang lain untuk tempat makanan maupun minuman
  • Pasanglah tanda peringatan di tempat yang baru diperlakukan dengan pestisida
  • Setelah bekerja dengan pestisida, semua peralatan harus dibersihkan, demikian pula pakaian-pakaian, dan mandilah dengan sabun sebersih mungkin.
PETUNJUK KEAMANAN, PERTOLONGAN PERTAMA PADA KERACUNAN
  • Petunjuk Keamanan
o Jangan makan/minum atau merokok pada waktu bekerja. o Pakailah sarung tangan, pelindung tubuh, topeng muka, gunakan pakaian berlengan panjang /celana panjang serta jauhkan dari nyala api pada waktu membuka wadah dan memindahkan pada waktu bekerja o Sebelum makan, minum atau merokok dan setelah bekerja, cucilah tangan atau kulit yang terkena insektisida ini dengan air sabun, yang banyak, jangan menggunakan insektisida ini 10 hari sebelum tanaman dipanen untuk tanaman pangan. o Setelah digunakan cucilah dengan air semua peralatan semprot dan pakaian pelindung jangan mencemari kolam, perairan dan sumber air lainnya dengan insektisida ini atau wadah bekasnya. o Simpan insektisida ini secara tertutup rapat di tempat sejuk dan kering, jauh dari bahan makanan, api, sumber air dan jangkauan anak-anak. o Rusakkanlah wadah bekasnya, kemudian tanamlah sekurang-kurangnya 0,5 meter di dalam tanah dan jauh dari sumber air.
  • Gejala Dini Keracunan
o Kulit atau mata terasa gatal atau terbakar, pusing, sakit kepala, banyak menimbulkan keringat, mual, mencret,badan gemetar, pingsan. o Apabila satu atau lebih gejala tersebut timbul, segera berhenti bekerja, lakukan tindakan pertolongan pertama dan pergilah ke Puskesmas/dokter terdekat.
  • Petunjuk Pertolongan Pertama pada Keracunan
o Tanggalkan pakaian yang terkena insektisida ini. o Apabila kulit terkena, segera cuci dengan sabun dan air yang banyak. o Apabila mata terkena, cucilah segera dengan air bersih selama sedikitnya 15 menit. o Apabila tertelan dan penderita masih sadar, segera usahakan permuntahan dengan memberikan segelas air hangat yang diberi 1 sendok garam dapur atau dengan cara menggelitik tenggorokan penderita dengan jari tangan yang bersih sampai cairan muntahan menjadi jernih. o Jangan memberi sesuatu melalui mulut kepada penderita yang pingsan/tidak sadar. o Apabila terhisap segera dibawa ke ruangan yang berudara sejuk/segar, apabila perlu berikan pernapasan buatan melalui mulut atau dengan pemberian oksigen.

Jumat, 18 Mei 2012


Konsep Pemupukan Berimbang

Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Ada beberapa hal penting yang perlu dicermati untuk mendapatkan efisiensi dalam pemupukan, antara lain : jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk itu sendiri, waktu pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta cara atau metode pemupukan.
Peningkatan produksi pertanian dapat dicapai melalui pendekatan teknologi yang tepat antara lain dengan menerapkan teknologi pemupukan berimbang spesifik lokasi.
Saat ini teknologi pemupukan sesuai anjuran hampir tidak dilakukan oleh sebagian petani Indonesia, sehingga menyebabkan pemupukan menjadi tidak berimbang.
Konsep Pemupukan Berimbang adalah :
  1. Selama ini di masyarakat berkembang pengertian bahwa pemupukan berimbang adalah pemupukan yang menggunakan pupuk majemuk /compound (NPK Compound). Pengertian tersebut perlu segera diluruskan, karena konsep pemupukan berimbang adalah penambahan pupuk ke dalam tanah dengan jumlah dan jenis hara yang sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan hara oleh tanaman untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil komoditas pertanian.
  2. Pemupukan berimbang dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis pupuk tunggal yang dicampur secara sederhana (simple blending), atau dicampur secara mekanis (mechanical blending) atau melalui teknologi pencampuran secara kimia (chemical blending) yang disebit pupuk majemuk/compound dengan formula tertentu. [bp]
Penerapan pemupukan berimbang N, P, K dan S untuk tanaman padi, palawija dan sayuran sudah berkembang sejak tahun 1978, namun belum semua petani melakukan sesuai teknologi yang dianjurkan.
Pada umumnya penggunaan pupuk oleh petani masih cenderung kepada penggunaan pupuk N, sedangkan pupuk P, K dan pupuk Organik masih kurang mendapat perhatian.
Anjuran teknologi pemupukan untuk tanaman padi dan palawija didasarkan atas Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian (WKPP) dan anjuran di daerah sudah mencakup penggunaan N, P, K dan S. Khususnya pada tanaman padi , dosis anjuran pemupukan N pada musim hujan lebih rendah daripada musim kemarau pada tingkat dosis P, K dan S yang sama.
Pupuk anroganik utama yang digunakan untuk keperluan tanaman pangan dan hortikultura adalah pupuk Urea, SP-36, KCL dan ZA
Manfaat dari masing-masing jenis pupuk tersebut berbeda satu sama lainnya dan sifatnya saling melengkapi terhadap pertumbuhan tanaman. Adapun manfaat dari setiap jenis pupuk tersebut adalah sebagai berikut :

UREA

Pupuk Urea diperlukan tanaman untuk memenuhi kebutuhan akan unsur hara Nitrogen (N).
Adapun manfaat dari unsur N adalah :
Menjadikan bagian daun menjadi hijau segar sehingga banyak mengandung butir hijau daun yang diperlukan dalam proses fotosintesa.
Mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman (tinggi, jumlah anakan, tunas dan lain-lain) sehingga memperbanyak produksi serta menambah kandungan protein dari hasil tanaman.

ZA
Pupuk ZA diperlukan tanaman untuk memenuhi kebutuhan unsur hara Nitrogen (N) dan Belerang (S).
Adapun manfaat dari unsur hara Belerang (S) adalah :
Membantu pembentukan butir hijau sehingga daun lebih hijau.
Menambah kandungan protein dan vitamin tanaman.
Berperan dalam sintesa minyak yang berguna pada proses pembuatan gula.
Memacu pertumbuhan anakan produktif.
Pemberian belerang mempunyai pengaruh yang positif terhadap hasil produksi padi sawah.

SP-36

Pupuk Sp-36 diperlukan tanaman untuk memenuhi kebutuhan akan unsur hara Fosfat (P)
Adapun manfaat dari unsur hara Fosfat (P) adalah :
Memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistim perakaran yang baik sehingga dapat mengambil unsur hara lebih banyak dan pertumbuhan tanaman menjadi lebih sehat dan kuat.
Menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.
Mempercepat pertumbuhan jaringan tanaman yang membentuk titik tumbuh tanaman.
Memacu pertumbuhan generatif tanaman yaitu mempercepat pembentukan bunga dan masaknya buah/bji sehingga mempercepat masa panen.
Memperbesar prosentase pembentukan bunga menjadi buah dan biji.

KCL

Pupuk KCL diperlukan oleh tanaman untuk memenuhi kebutuhan unsur hara Kalium (K).
Adapun manfaat unsur hara Kalium (K) adalah :
Memperlancar proses fotosintesa.
Memacu pertumbuhan tanaman pada tingkat permulaan
Memperkuat ketegaran batang sehingga mengurangi resiko mudah rebah.
Mengurangi kecepatan pembusukan hasil selama pengangkutan dan penyimpanan.
Menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama, penyakit dan kekeringan.
Memperbaiki mutu hasil yang berupa bunga dan buah (rasa dan warna).

Kamis, 17 Mei 2012


FUNGSI PUPUK ORGANIK DALAM PENINGKATAN KESUBURAN TANAH

soil organic matter is the soul of the soil







i
Quantcast
Bahan organik sangat berpengaruh dan menentukan sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi tanah, yang pada akhirnya akan menentukan tingkat kesuburan tanah (soil fertility), kesehatan tanah (soil health) dan produktivitas tanah. Oleh karena itu para ahli menyebut bahan organik sebagai nayawanya tanah (soil organic matter is the soul of the soil. Tanah meineral dengan kandungan bahan organik yang tinggi dapat dipastikan mempunyai sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi tanah yang lebih baik. Kondisi tanah yang demikian optimal untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang baik dan produksi yang tinggi. sebaliknya bila kandungan bahan organik tanah sedikit, maka sifat fisik, kimia dan biologi tanah juga kurang baik sehingga produktivitas rendah.

Fungsi pupuk organik dalam memperbaiki sifat fisik tanah
Fungsi ini antara lain dapat dilihat dalam perbaikan struktur tanah, melalui pembentukan agreat yang lebih stabil, aerasi dan drainase tanah yang baik. Infiltrasi air hujan ke dalam tanah dapat berlangsung sengan baik, sehingga run-off berkurang yang pada gilirannya juga akan mengurangi erosi. Bahanorganik tanah juga meningkatkan kemampuan tanah menahan air (water holding capacity), sehingga jumlah air yang tersedia bagi tanaman juga meningkat. Dengan demikian tanaman yang ditanam pada tanah yang cukup bahan organiknya akan memperoleh air cukup.

Fungsi bahan organik dalam memperbaiki sifat kimia tanah.
Bahan organik merupakan sumber unsur hara bagi pertumbuhan tanaman, bukan saja unsur hara esensial makro dan mikro tetapi ada juga unsur hara lain yang diperlukan oleh tanaman untuk dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik seperti unsur si. Bahan organik juga meningkatkan ketersediaan unsur hara, meningkatkan efesiensi pengambilan unsur hara, meningkatkan kapasitas tukar kation (Cation exchange Capacity).

Fungsi bahan organik dalam memperbaiki sifat biolobi tanah
Peran bahan organik dalam memperbaiki sifat biologi tanah dapat dilihat dalam proses meningkatkan populasi dan keragaman mikroba tanah dan makrobiota tanah. Bahan organik sangat berperan dalam meningkatkan keragaman mikroba tanah yang berguna dan juga meingkatkan keragaman mikroba tanah yang bersifat heterotrof. Mikroba yang termasuk kelompok ini hanya akan berkembang bila bahan organik yang menjadi sumber karbon dan sumber energi bagi kehidupannya tersedia dalam jumlah yang cukup banyak didalam tanah.
Bahan organik juga sangat penting artinya dalam melindungi miikroba dari kondisi lingkungan yang ekstrim dan menciptakan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan mikroba tanah, ketersediaan energi, air udara, unsur hara yang cukup bagi perkembangan mikroba tanah hanya akan diperoleh bila tanah banyak mengandung bahan organik juga bermanfaat untuk menguranggi unsur atau senyawa toksik bagi tanaman maupun bagi organisme tanah. Dengan demikian bahan organik juga sangat menentukan kesehatan tanah dan meningkatkan environmental services dari tanah.